Jumat, 14 September 2012

Here we are...

Ini sudah sebulan sejak resmi dilamar sama pacar dan ini artinya resmi bakal menanggalkan status lajang dalam waktu dekat. Walaupun begitu, masih ada aja ini di otak muter-muter pertanyaan tentang pernikahan. Beneran nggak sih ini? Beneran orangnya tepat nggak sih? Kita emang cocok nggak sih? Nanti kalau bosen gimana? Dan berbagai pertanyaan lainnya, mulai dari yang logis, berbau mistis, sentementil, hingga emosional lainnya. But here we are....kami telah memutuskan untuk menikah tahun depan.

Selama satu setengah tahun yang jungkir balik kami alami lewat pacaran beda pulau, ini adalah sebuah prestasi yang kami kagumi. Kami hampir selalu berbagi detail rutinitas setiap hari. Terima kasih pada penemu telepon, bbm, e-mail, sms dan skype yang menjadikan pacaran kami tak perlu melibatkan tukang pos dan institusinya.

Rasanya tak ada bagian rutinitas yang luput aku bagi dengan pacar. Menertawakan hal yang sama, berdebat mengenai film atau buku yang telah kita baca, bergosip tentang kantor masing-masing. Tak jarang telponan sama pacar isinya cuma curcol soal kerjaan atau repetan karena siklus bulanan, tapi dia tetap mendengarkan. He can always calm me down till I fall asleep. He's a really good listener.

Sebagai pejuang LDR, selama satu setengah tahun rasanya bisa dihitung jari lah ketemuannya. Beruntung kadang ada tugas kantor ke Jakarta atau emang sengaja weekend ke Jakarta demi pacaran 'normal'. Tapi frekuensi ketemuan yang sebentar ini nggak bikin kami nyerah sih. Kami sih yakin aja suatu saat bakal bisa sekota, serumah kalu udah nikah. We'll make it happen...

Dengan optimisme yang kami miliki sejak dulu sebelum pacaran, kami yakin kalau kami adalah partner yang solid untuk mengarungi sisa hidup kami bersama. Untuk lebih banyak lagi tertawa bersama, utuk lebih sering mengeliminasi duka, untuk lebih dekat berbicara dengan hati yang terbuka, dan untuk lebih dalam bertukar pikiran tentang apa saja.

Here we are being a great partner in life!



Minggu, 10 Juni 2012

Miss you...

On a sunny Sunday there will be  more useless time that i use to think bout you. Sitting on my sofa and drink my coffee, hei you boy, still driving your car on your way back to Jakarta?
When will we meet again and kiss you deeply? Under the city light holding your hand tight, like a kitten under the blanket. This is me, baby, missing you so bad....



Senin, 26 Desember 2011

Nyasar

Hari Raya kemarin, ku titip pesan singkat lewat kantor pos.
Ku pastikan hanya aku, pak pos, dan kamu yang tahu.
Apakah telegram berisi rindu itu telah sampai padamu?
Ahh... Sepertinya belum.

Pulang


Aku mengemas rinduku dalam selembar tiket pulang, ibu...
Ku letakkan semua lelah yang sekian bulan menghimpitku
Ku lipat remah-remah gundahku yang lama tak bertemu mu
Ku bungkus rapi dalam koper yang ku bawa serta

Aku menahan kangenku padamu pada sandaran kursi ruang tunggu, bapak...
Melihat lalu lalang orang tak mengaburkan sosokmu di benakku
Kumis bapak-bapak di seberang kursi itu mirip punyamu
Tapi tak akan ada yang menyamai senyum sungging wibawamu

Di rumah ini mendadak lelahku lenyap, adik...
Melihatmu yang kini jenjang dan beranjak dewasa
Wajah kanak-kanak belum juga lenyap dari situ
Kamu masih tetap adik kecilku yang jago merengek

Terima kasih, kekasih...
Telah hadir menggenapi kepulanganku kali ini
Untuk kejutan yang membuatku menangis bahagia dan geram pada saat yang sama
Selamat bergabung dalam suka citaku di tengah keluarga


Jumat, 07 Oktober 2011

Pagi Kita

Pagi ini kita duduk di meja makan mungil ini. Aku mencengkeram cangkir tehku dan kamu dengan kopi tubrukmu. Pagi yang hening digelayut kantuk awalnya...

Ah...kamu kidung pengantar tidurku dan pagi ini kamu menjadi kicau pagi hariku. Kini dapur mungil kita telah kau penuhi dengan tawa dan kekonyolanmu. Nasi goreng buatanmu kocar-kacir keluar dari mulutku. Kita bahas tentang berapa desibel suaramu waktu mengorok semalam, tentang krim jerawat yang masih menempel di wajahku dan tentang kita yang menertawakan Jakarta. Kamu kacaukan imaji pagi romantis di Sabtu pagi ini menjadi realitas Sabtu pagi yang kocak.

Sayangku...pagi ini adalah satu dari sekian imaji Sabtu pagiku bersamamu. Sedang apa kamu disana?


Sincerely,
your messy rainbow

Minggu, 02 Oktober 2011

Teman

Yang dengannya aku bagi imaji tentang goresan masa depan.
Kita yang selalu berretorika, "kita ini apa?"
Kita dua orang teman yang saling menemukan
Reuni rasa dan kelakar tentang asa
Pertemanan yang membawa kita sejauh ini
Tautan hati yang meneguhkan sekuat ini
"Kita ini apa?"
"Kita ini teman yang saling menemukan dan melenyapkan ragu"