Sabtu, 10 September 2011

Tentang Tuhan


Sejujurnya aku benci ke rumah sakit. Mencium bau obat. Mendengar derak ranjang pasien yang didorong tergesa. Mereka yang berbaju putih dan membosankan. Suara tangis bahagia atas kelahiran dan duka kematian menjadi satu. Aku benci sakit. Tapi demi mereka yang sedang sakit, aku senang jika harus datang dan berkata ‘semoga lekas membaik’, karena aku juga menyukai dijenguk kala aku sakit. Itu membuatmu lebih baik, percayalah!

Hari ini aku ke rumah sakit, om mengalami radang usus. Syukurlah dia telah membaik. Dalam hening rumah sakit, dari ruangan sebelah aku mendengar seorang wanita menangis. Menangis sembari menguatkan suaminya yang terbaring sakit, aku sedikit mengintip. Kata tante, pasien kamar sebelah menderita asam urat. Sudah akut tampaknya. Bosan di kamar dan harus menepati janji seorang sahabat, aku permisi pergi ke mall sebelah.

Kembali lagi ke rumah sakit, kali ini aku tidak lagi mendengar tangisan sang istri dan erangan pasien ruangan sebelah. Kali ini ada pendeta sedang membacakan doa-doa kesembuhan baginya. Dirapalkannya harapan akan raga yang sehat. Dimohonkannya ampunan atas dosa-dosa. Dibimbingnya si pasien untuk kembali percaya Tuhan dan meyakini kebesaran-Nya. Dituntunnya si pasien memamah roti perlambang tubuh Kristus, Tuhan mereka. Samar-samar ku dengar sang pendeta berujar, tentang mengimani Tuhan dalam roti yang dia telan. Tentang perlambang iman yang berusaha dia ejawantahkan. Tentang kemurahan Tuhan yang ada dimanapun dan kapanpun. Tentang mukjizat kesembuhan atas sakit yang kita kira tak akan pernah ada obatnya. Aku mendengarnya dan aku pun mengamininya. Semoga dia lekas dibebaskan dari rasa sakit, sembuh dengan cara kehendak Tuhan. Pembacaan doa selesai dan ku dengar sang pendeta berpamitan.

Aku tahu banyak orang orang mengimani banyak nama yang mereka sebut dengan Tuhan. Aku menyebutnya Allah, mereka mungkin menyebutnya dengan sebutan-sebutan lain. Mungkin Yesus, Roh Kudus, Sang Hyang Widhi atau mungkin Yahweh. Yang pada-Nya kita bisa bisa mengandalkan apa saja. Yang oleh-Nya kita diberikan apa saja.

Eh, kebetulan banget di HBO ada Eat, Pray, Love... Nonton dulu ya :)

“God who we call we call with different names and worship in different ways, thank You for all the blessing You gave. Please lead us not to temptation. Amen!”
Taken from: cin(t)a

Tidak ada komentar: